Sajak 18 Tahun #KAMMI18ERGERAK
Oleh : Fahri Hamzah, SE – Deklarator & Ketua Umum Pertama KAMMI
teman, pernahkah kau melihat tangan sejarah?
ia halus selembut belaian angin sepoi-sepoi
ia lembut seperti selendang sutra mu yang membalut indah
ia tak nampak, tapi terasa, perlahan dan menjelma
itulah yang aku saksikan sendiri
pada masa pancaroba negeri kita tercinta
dan, pernahkah tangan sejarah menjabat tanganmu?
pernahkah ia memperkenalkan diri?
pernahkah ia berbisik-bisik tentang rencana dan hari esok?
aku tak tahu persis kapan waktunya
tetapi orang-orang besar menulis memoarnya sendiri
mereka berbisik kepada diri sendiri, tak henti-henti
aku menduga sejarah berbisik padanya
entahlah, itulah rahasia yang telah berhenti
Tuhan telah berhenti berfirman
Tuhan tidak lagi mengirimkan pesan melalui kitab suci
tetapi apakah Tuhan berhenti berpesan?
iman ku meyakini bahwa Tuhan tidak pernah berhenti
maka materialisme historislah yang telah berdusta
sejarah tidak dikendalikan oleh materi semata, tapi oleh bisikan Tuhan
bisikan yang lembut, bisikan yang maha lembut
sesungguhnya Tuhan maha lembut (latief) apabila berkehendak
kepada siapa dan melalui siapa bukan urusan kita
tugas kita adalah meyakini dan keyakinan adalah sumber harapan kita
lalu harapanlah yang membuat kita terus melangkah maju tanpa henti
terus melangkah maju, entah sampai kapan
karena hanya ada dua kemungkinan
kita kembali kepada-Nya atau bersabar dalam perjuangan
bersabar karena kita yakin dan memiliki harapan
seperti seorang petani yang terus menanam
atau seorang ibu yang memelihara kandungan
selalu ada harapan, jika dalam hati kita ada keyakinan
seperti nyala lilin dalam kegelapan
maka, hangatkanlah hari ini wahai teman
hangatkanlah tubuh bangsamu yang dingin seperti menjelang kematian
sesekali nyalakanlah api, agar semua bangkit kembali dari tidur panjang
18 tahun yang lalu kita lahir, dari rahim pergerakan
tanpa sadar kita semua berada dalam perjalanan panjang
sebuah bangsa lahir dan memulai harapan
demokrasi dan kebebasan telah berhasil kita perjuangkan
tapi apakah hanya itu yang kita persembahkan?
tapi apakah kita sudah sampai ke negeri tujuan?
tidak, karena perbudakan masih merajalela
karena nafsu angkara murka masih berkuasa
karena kezaliman masih bertahta
tidakkah kau melihat orang-orang yang diusir dari negerinya itu dengan iba?
tidakkah kau mendengar isak tangis anak-anak yang dihujani mesiu itu dengan luka?
selama keperihan hidup masih kasat mata, kita harus terus berada di sana
maka, pada hari kita ada, 18 tahun yang lalu
di sebuah masjid yang sunyi, keberanian kita menyalak
tekad kita bulatkan, keberanian kita unjukkan
apapun resiko telah kita ambil
apapun halangan kita singkirkan
apapun ancaman kita lawan!
dan diantara kita telah ada yang pergi
takdirnya berakhir
tinggalkan kita dalam perjalanan
tinggalkan kita dengan sisa-sisa pekerjaan
lalu, apakah kita akan terus berjalan?
asalkan tetap ada cinta di antara kita aku akan bertahan
asalkan tetap ada ukhuwah dan persaudaraan
kita akan tetap bergandengan tangan
apakah kau sanggup melihatku dalam arus cobaan?
apakah kau takut kehilangan teman dalam perjalanan?
aku takkan pergi, bukankah kita bertekad bersamaan?
hidup mulia dalam perjalanan atau mati dalam perjuangan
mari bergerak terus teman
jangan berhenti
jangan menoleh
jangan mundur ke belakang
Allah Maha Besar
[Riau, 29 Maret 2016]
#KAMMI18ERGERAK
#QuoteTokoh #MiladKAMMI18 #KAMMI18ERGERAK #JayakanIndonesia #SupportFahriHamzah #KAMMIBersamaFahriHamzah
Recent Comments